Selasa, 19 November 2013

Makalah Teori belajar Konektionisme



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
   Kata kunci yang paling vital dari suatu proses pendidikan adalah belajar, sedangkan makna dan batasan inti yang terkandung dalam belajar adalah sebuah proses perubahan. Karena kemampuan berubah melalui belajarlah, manusia dapat berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya. Bahkan kualitas hasil proses perkembangan manusia sangat tergantung apa dan bagaimana seseorang belajar, tinggi rendahnya kualitas perkembangan manusia itu sendiri. E. L. Thorndike meramalkan, “Jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang itu tak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.”
Oleh karena itu tidaklah berlebih andai kita katakan bahwa belajar memiliki peranan penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia secara manusiawi baik secara individu, kelompok, masyarakat, maupun sebagai suatu bangsa. Mempertahankan dan melangsungkan kehidupan secara baik dan sempurna sebagai power point bagi setiap aktivitas mahluk termasuk manusia. Perbedaannya adalah bahwa manusia mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya adalah melalui belajar. Dalam pendidikan ada beberapa teori-teori yang diajukan oleh para ahli. Salah satunya teori belajar Konektionisme yang di perkenalkan oleh Adward L. Thorndike.
B. Rumusan Masalah
            Agar pembahasan kita di dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada baiknya penyusun rumuskan masalah-masalah yang akan dibahas, antara lain :
Ø  Pengertian teori belajar
Ø  Belajar menurut teori Konektionisme
Ø  Pandangan teori Konektionisme dalam pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
            Tujuan Penulisan makalah tidak lain adalah untuk menggambarkan kepada mahasiswa salah satu teori dalam pembelajaran yaitu teori belajar konektionisme. Agar dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar-mengajar, dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI BELAJAR KONEKTIONISME
1.1  Belajar
            Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata ”belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.[1]

1.1.1  Pengertian Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, belejar didefenisikan sebagai ; berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku.[2] Ada beberapa pendapat para tokoh tentang pengertian belajar, antara lain :
Ø  Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Ø  Witherington (1952): “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Ø  Crow (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
Ø  Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”.[3]
Ø  James O. Whittaker : “belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.[4]
Ø  Al-Rasyidin & Wahyuddin Nur Nasution : “ada 3 hal yang terkandung dalam belajar, yaitu ; belajar berkaitan dengan upaya seseorang untuk memperoleh kepandaian, belajar adalah suatu proses dimana seseorang berlatih untuk memperoleh kecakapan fisikal atau motorik agar ia terampil dalam mengerjakan sesuatu, belajar adalah suatu proses merubah tingkah laku atau tanggapan melalui interaksi dengan lingkungan.[5]
Dari pendapat-pendapat para ahli, penyusun dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1.1.2 Ciri-ciri Belajar
Dari beberapa pengertian belajar yang telah di sebutkan diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Bimo Walgito (1969) mengemukakan bahwa ciri-ciri merubah perilaku seseorang, yaitu :
·         Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
·         Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
·         Perubahan yang fungsional
·         Perubahan yang bersifat positif
·         Perubahan yang bersifat aktif
·         Perubahan yang bersifat pemanen
·         Perubahan yang bertujuan dan terarah
·         Perubahan perilaku secara keseluruhan.[6]
Setiap orang (manusia) mempunyai  tugas dan tanggung jawab untuk melakukan dua hal yang sangat penting, yakni : pertama, berusaha mengenali hakikat dirinya, potensi-talenta dan bakat-bakat terbaiknya, dengan selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik tentang beberapa pertanyaan eksistensial seperti "Siapakah aku?", "Dari manakah aku datang?", "Kemanakah aku akan pergi?", "Apakah yang menjadi tanggung jawabku dalam hidup ini?", dan "Kepada siapa aku harus percaya?"; kedua, berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap bakat-potensi-talenta-nya itu, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh-penuhnya, seutuh-utuhnya, dengan cara menjadi dirinya sendiri dan menolak untuk dibanding-bandingkan dengan segala sesuatu yang "bukan dirinya".[7]
Tugas dan tanggung jawab pertama di atas membawa setiap pribadi pada perenungan diri agar ia menyadari keberadaannya sebagai "apa" dan "siapa". Tugas dan tanggung jawab kedua di atas membawa manusia untuk menampilkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri. Dan "belajar" dalam konteks ini tak lain adalah mengusahakan agar tampilan diri (personalitas, kepribadian) itu mencerminkan hakikat atau jati diri (bakat, karakter) manusia itu sendiri.[8]

1.1.3 Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
            Secara umum, terdapat dua factor utama yang mempengaruhi belajar, yaitu factor internal & eksternal. Factor internal adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang yang timbul atau muncul dari dalam diri seseorang (pelajar), sedangkan factor eksternal adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar yang ditimbulkan oleh hal-hal yang berasal dari luar diri seseorang.[9]
            Factor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut[10] :
                                                                                                Alami
                                                            Lingkungan
                                                                                                Sosial Budaya
                             Eksternal                                                    Kurikulum
                                                                                                 Program
                                                                                                 Sarana & fasilitas                  
                                                            Instrumental                Guru (pendidik)
                                                                                                 
                                                                                         Kondisi fisiologis
Faktor                                                Fisiologis
                                                                                         Kondisi panca  indra

                                                                                            Minat
                                                                                            Kecerdasan
                             Internal                                                   Bakat
                                                            Psikologis               Motivasi
                                                                                           Kemampuan kognitif
2.1 Teori Belajar Konektionisme
             


[1] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, cetakan ke-3, 2011, hal : 12
[2] Al-Rasyidin & Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2011, hal : 6
[3] Dikutip dari situs : http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3
[4] Syaiful Bahri Djamarah, hal : 12
[5] Al-Rasyidin & Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2011, hal : 6
[6] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1969, hal : 57
[7] Sarlito Wirawan, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang, 1978, hal : 28
[8] Sarlito Wirawan, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang,1978,hal:29-31
[9] Al-Rasyidin & Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2011, hal : 15
[10] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, cetakan ke-3, 2011, hal : 177

Tidak ada komentar:

Posting Komentar